Bukan Tenggelamkan Kepala Anak, Begini Cara yang Tepat Ajarkan Anak soal Pernapasan
Me and Moms

Tersangka kasus kematian Raden Andante, Yudha Arfandi atau YA, membuat pernyataan mengejutkan soal mengapa dirinya menenggelamkan kepala Dante di kolam renang.
Dipaparkan oleh Kasubdit Jatanras, AKBP Rovan Richard Mahenu, YA mengaku menenggelamkan kepala Dante sebagai bagian dari mengajari anak Tamara Tyasmara itu soal pernapasan.
Selama 2,5 jam, tersangka tercatat membenamkan kepala Dante sebanyak 12 kali hingga akhirnya menyebabkan Dante meninggal dunia.
Baca Juga: Polisi Jerat Kekasih Tamara Tyasmara dengan Pasal Pembunuhan Berencana
CCTV Bukti Pacar Tamara Tyasmara Diduga Tenggelamkan Dante
Sementara itu, mengajari anak tentang pernapasan bisa dilakukan dengan berbagai cara, tergantung usia dan kemampuan mereka.
Mendiang Dante sendiri diketahui meninggal dunia di usia 6 tahun, jadi alih-alih menenggelamkan kepala, mengajarkan anak meniup gelembung bisa jadi cara yang lebih aman mengajarkan anak soal pernapasan.
Dikutip IndoPop dari berbagai sumber termasuk American Academy of Pediatrics, berikut adalah cara yang lebih aman mengajarkan anak soal pernapasan!
Baca Juga: Terungkap, Kekasih Tamara Tyasmara Tega 12 Kali Tenggelamkan Dante di Kolam Renang hingga Tewas
Buat Penjelasan Sederhana Jelaskan konsep pernapasan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti anak. Jelaskan tentang peran udara, paru-paru, dan proses bernapas untuk menghasilkan energi.
Latihan Pernapasan Alih-alih mengajak anak ke kolam renang dan menahan kepala anak di dalam air, coba ajarkan anak latihan pernapasan sederhana dan aman seperti pernapasan perut (diaphragmatic breathing) dan pernapasan dalam (deep breathing). Latihan ini dapat membantu mereka menenangkan diri, meningkatkan konsentrasi, dan memperbaiki pola tidur.
Diskusi tentang Kesehatan Paru-paru Bicarakan tentang kebiasaan yang baik untuk menjaga kesehatan paru-paru seperti olahraga teratur, menghindari asap rokok, dan makan makanan sehat.
Jadikan Menyenangkan Buat belajar tentang pernapasan menyenangkan dan menarik. Hindari menggunakan bahasa teknis yang rumit dan fokus pada sisi menyenangkan dan manfaatnya.
Ingat, sesuaikan pendekatan dengan usia dan kemampuan anak. Jangan sesekali membebani anak dengan informasi terlalu banyak atau latihan terlalu sulit.